Rabu, 24 April 2013

CAMBERA

PASAR SENGGOL ALA INDONESIA DI CAMBERA

London, 24/4 (ANTARA) - Masyarakat Antarbangsa tumpah ruah dalam Pasar Senggol ala Indonesia, yang menampilkan berbagai kuliner khas nusantara, mulai dari bakso Isaura yang terkenal di Aceh, bubur ayam yang diprakarsai mahasiswi-entrepreneur, sampai pada aneka kopi produk Indonesia.

Acara sosial-budaya yang digelar untuk pertama kalinya itu digagas dan digerakkan oleh diaspora Indonesia di Canberra dan sekitarnya, kata Direktur, Projecting Indonesia, Yasmi Adriansyah.

"Pasar Senggol berlangsung dengan sukses. Padat, merayap, senggol sana senggol sini, dan aneka hiburannya luar biasa. Kami puas, " ujar Harin Widjanarko, salah seorang warga Indonesia di Australia Selasa (23/4).

Berdasarkan pengamatan Projecting Indonesia, acara Pasar Senggol yang digagas dan digerakkan oleh diaspora Indonesia ini memang terbilang sukses.

Acara yang ditujukan kepada masyarakat Indonesia ternyata juga dinikmati oleh berbagai kalangan mulai dari cendikiawan terkemuka ANU sampai musisi Ekuador yang berdomisili di Australia serta warga negara Australia menikmati aneka kekayaan Indonesia, dari kuliner sampai pakaian nusantara.

"Daya tarik kekayaan budaya Indonesia sangat luar biasa sekiranya mau diolah. Terbukti dengan diadakannya acara ini, kehadiran pengunjung di luar perkiraan dan betapa positifnya masukan yang kita terima," ujar Panuntun Inoeg Nugraha, entrepreneur muda yang juga seniman multitalenta yang menggagas Pasar Senggol.

Dikatakannya edaran brosur Pasar Senggol dikhususkan untuk komunitas Indonesia. Namun di edaran tentang penyelenggaraan Pasar Senggol itu pun sampai di kantor pemerintahan Australia.

"Bisa dibayangkan betapa besar potensi acara-acara seperti ini hanya tinggal menunggu keseriusan mewujudkannya di masa mendatang," ujarnya.

Acara Pasar Senggol sangat mengesankan, hanya dalam satu jam makanan habis terjual. Antusiasme pengunjung sangat tinggi, ujar Cut Dewi, pemilik Bakso Isaura khas Aceh , mahasiswi PhD di ANU.

Selain kuliner, Pasar Senggol juga menampilkan para entrepreneur di bidang pakaian tradisional, kerajinan, busana muslim, dan spa.

Partisipasi aktif juga dilakukan berbagai komunitas yang ada di Canberra, seperti penggerak pertukaran bahasa (AILSA), persahabatan (AIFA), dan bahkan Perhimpunan Pelajar Indonesia - Australia (PPIA) di Canberra (ACT).

Di Pasar Senggol dijumpai Butik Etnik Cantik yang dikenal tidak hanya dikalangan masyarakat Indonesia tetapi juga masyarakat internasional, ujar Novi Kardini dan Vindy Anandita, penggerak Butik Etnik Cantik yang memasarkan aneka pakaian dan batik khas nusantara.

Selama penyelenggaraan Pasar Senggol juga dimeriahkan dengan tampilnya Orkestra Ukulele, penyanyi-musisi lokal Indonesia di Canberra, dan pemain biola cilik yang berbakat, Kiran Mansur.

Lagu-lagu populer di tanah air, seperti dari penyanyi Reza atau band Dewa, dinyanyikan para penyanyi lokal tersebut.

"Amazing. Acara yang sangat menarik dan di luar dugaan, tidak menyangka bisa sampai seramai itu," ujar Iwan Agung Dwi Saputra, penyanyi lokal.

Diharapkan ini menjadi acara tahunan atau bahkan setiap tiga bulanan. Saya siap mengisi kembali, sungguh luar biasa, potensi Indonesia memang tak terhingga, ujar Iwan.***3***
(T.H-ZG/C/S. Suryatie/S. Suryatie) 24-04-2013 11:03:20

Tidak ada komentar: